Belajar, Ajarkan dan Amalkan

15 Mei 2009

MAJULAH UNTUK KEUNGGULAN BANGSA

(Sudah diterbitkan di surat pembaca di Lampost, 21 April 2009)

Pemilu legislatif 9 April lalu telah kita lewati. Hajatan besar rakyat Indonesia yang menyedot 21,8 T dari APBN ini kini tinggallah menunggu hasil resmi dari KPU. Namun, berdasarkan hasil penghitungan cepat atau quick qount yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survey, kita semua telah bisa melihat dan mengetahui bahwa hanya ada 9 partai politik yang diprediksikan lolos Parliamentary Threshold sehingga bisa menempatkan wakilnya di DPR karna telah memenuhi persyaratan 2,5 % suara.

Dari kesembilan parpol ini hanya Partai Demokrat yang berhasil meraih persentase suara diatas 20 %. Keberhasilan dari partai Demokrat pada pemilihan kali ini mencapai 300% bila kita bandingkan dengan perolehan suara di pemilu 2004 lalu. Sungguh kenaikan yang sangat fantastis sekali di sejarah demokrasi Indonesia. Keberhasilan dari Demokrat ini tentunya tidaklah terlepas dari sosok figur SBY yang ada di Demokrat tersebut. Sehingga wajar saja jika di pemilihan kali ini SBY tetap dicalonkan menjadi presiden dari partai tersebut.

Disisi lain, parpol yang menjadi pemenang di pemilu 1999 dan 2004 lalu hanya menempati urutan kedua dan ketiga. Perolehan suara yang tidak mencapai 20 % ini menyebabkan parpol tersebut harus melakukan koalisi agar bisa mengajukan calon presiden sendiri. PDI Perjuangan misalnya diprediksikan berkoalisi dengan Hanura dan Gerindra sedangkan Partai Demokrat sendiri walaupun persentase suaranya melebihi 20 % maka akan tetap berkoalisi dengan sejumlah partai besar seperti Golkar, PKB, PAN dan PKS. Koalisi ini tentunya dilakukan untuk mendulang perolehan suara di pilpres mendatang sehingga baik PDIP maupun Demokrat telah melakukan penjajakan dan silaturahim politik dalam menyikapi masalah koalisi tersebut jauh-jauh hari.

Koalisi dari PDIP, Hanura dan Gerindra diprediksikan akan tetap mengusung Megawati Soekarno Putri sebagai calon presiden sehingga pertarungan dari dua kubu (baca, Blok M dan S) ini akan mengulang kembali kejadian seperti di putaran kedua pada pemilu 2004 lalu.

Siapakah yang akan kembali memenangkan pertarungan ini, SBY lagi atau Mega kah? Semuanya akanlah kembali pada rakyat. Rakyatlah yang menentukan namun, siapapun yang maju dan menang dalam pemilihan presiden mendatang. Hendaklah bisa bergerak untuk menuntaskan sebuah perubahan pada rakyat untuk menuju stabilitas politik, ekonomi dan keamanan. Selain itu juga guna membawa perubahan yang nyata dan besar untuk mencapai kemakmuran rakyat Indonesia tentunya.

posted by Irul Terate at 02.49

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home