Belajar, Ajarkan dan Amalkan

19 Mei 2009

DARAH MUDA DI KEBANGKITAN NASIONAL

(Sudah diterbitkan di lampung post edisi 19 Mei 2009)

Ortega G Yasset pernah mengatakan bahwa pemuda adalah the agent of change. Di pundak pemudalah semuanya tersemi. Hal ini memang beralasan, lihat saja perubahan di setiap Negara pasti di belakangnya ada darah muda yang selalu gigih berjuang demi perubahan di negaranya tersebut. Hal ini juga terjadi di Negara kita Indonesia. Dari tahun 1908, 1928, 1945, 1966 dan 1998 ketika reformasi terjadi adalah rentetan sejarah di Indonesia yang tidak terlepas dari tangan para pemuda. Bahkan jauh sejak Negara kita belum berbentuk Republik pun selalu ada sosok –sosok muda yang mempengaruhi pergolakan zaman. Sebut saja Hayam Wuruk yang menyebabkan Indonesia disegani oleh bangsa-bangsa dari belahan dunia menduduki Majapahit pada usia 16 tahun.

Kiprah kepemimpinan kaum muda memang telah diakui. Terbentuknya organisasi bernama Budi Utomo yang diprakarsai oleh Soetomo, Goenawan Mangoenkosoemo pun hasil dari pemuda Indonesia.

Lahirnya organisasi ini bukanlah dalam ruang yang kosong. Organisasi ini lahir melainkan hasil dialektis antara mimpi dan harapan yang ingin dibangun serta didorong oleh semangat rasa nasionalisme. Sehingga tak ayal, di setiap tanggal 20 Mei adalah hari yang diperingati sebagai hari kebangkitan nasional.

Kebangkitan nasional adalah hari yang bisa digunakan untuk merefleksi diri guna memicu dan memacu semangat nasionalisme bangsa yang belakangan ini semakin terkikis. Dan kini, hari tersebut sudah memasuki usia yang ke 101 tahun. Usia yang sebenarnya sudah lebih dari matang untuk bangkit dari segala keterpurukan.

Kebangkitan nasional tahun ini mungkin lebih bersejarah bila kita bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Karna apa, ditahun ini terjadi dua pesta demokrasi. Pemilihan anggota legislatif untuk duduk di tingkat pusat, daerah dan perwakilan daerah dan juga pemilihan presiden pada 8 Juli mendatang.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa ada tiga pasang calon yang siap bertarung dalam memperebutkan posisi RI-1 di pilpres mendatang yakni JK-Wiranto (Lebih cepat dan lebih baik), Mega-Prabowo (Mega pro rakyat) dan sosok incuembent Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono yang keberadaannya semula sempat ditolak oleh partai-partai pendukung SBY karna dipresentasikan tidak mewakili keterwakilan umat didalamnya.

Dari salah satu pasang calon inilah nantinya akan tersemai harapan-harapan baru bagi rakyat Indonesia akan adanya kebangkitan nasional di setiap sektor atau bidang untuk terus memperbaiki diri dan tentunya perubahan tidak akan datang dari langit tetapi harus dilakukan. Ia harus muncul atas inisiatif kelompok yang menginginkan perubahan maka kita sebagai agen perubahan kita pun harus tetap ikut berjuang untuk memperbaiki negri ini sesuai dengan kemampuan kita masing-masing dari sekarang sampai di masa yang akan datang karna bagaimanapun juga kemajuan dan kehancuran bangsa ini terletak di tangan para pemudanya oleh karna itu bergeraklah terus untuk menuntaskan sebuah perubahan wahai pemuda Indonesia.

posted by Irul Terate at 23.05

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home