Belajar, Ajarkan dan Amalkan

7 Jun 2009

DARI MODERLAND KE KPK

Berita mengenai pemilu dan koalisi partai-partai dalam menghadapi pilpres mendatang pada minggu-minggu ini seakan membisu sejenak setelah adanya pemberitaan mengejutkan dari berbagai media yang ada akan terungkapnya tersangka pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) yang di muntahkan dua tembakan oleh pengendara sepeda motor Yamaha Scorpio di kawasan Danau Moderland Tanggerang, 14 Maret lalu sesaat setelah Nasrudin pulang dari bermain golf. Berita yang tidak hanya menjadi sorotan media di Indonesia ini sekarang selalu menjadi headline di setiap media baik itu media cetak maupun elektronik. Bagaimana tidak, seorang pejabat Negara yang semula diragukan kiprahnya kini telah menunjukkan taringnya lewat komisi pemberantasan korupsi (KPK) dalam mengusut setiap kasus korupsi yang ada di Negara ini.

Prestasi gemilang tersebut kini seakan menjadi terbalik ketika dirinya terbujuk pada gemerlapnya dunia dan kini ia telah ditetapkan menjadi salah satu tersangka actor intelektual dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen. Ya, Antasari Azhar (AA) ketua KPK nonaktif ini seakan menjadi diva karna telah menjadi sorotan dunia. Pembunuhan yang kini telah dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat ini diduga akibat adanya pesona dari gadis golf yang bernama Rani Juliani atau Tika, seorang caddy di tempat biasa Nasrudin dan Antasari menghabiskan waktunya dengan bermain golf. Benar tidaknya kejadian mengejutkan ini karna berlatar belakang seorang wanita atau tidak kini pihak kepolisian tengah menyelidikinya dan memastikan tidak mau terburu-buru dalam menetapkan motif pembunuhan tersebut karna bagaimanapun menurut pihak kepolisian masalah yang menimpa Antasari ini adalah masalah yang komplek namun andaikan benar kejadian ini karna motif asmara maka tentunya bertambahlah lagi deretan kasus-kasus yang serupa.

Kasus yang serupa menimpa Antasari ini seakan mengingatkan kita semua akan kasus-kasus seperti cerita dari Yahya Zaeni, Max Moein, Al Amin Nasution politisi dari partai PPP bahkan jauh sebelum kita dilahirkan pun Qobil dan Habil mengalami hal yang demikian. Entah ini suatu hal yang kebetulan atau tidak kita tidak mengetahuinya namun yang jelas harta, tahta dan wanita seakan sering melupakan tujuan hidup kita yang sesungguhnya. Untuk itu perlunya mengingat tujuan hidup kita yang sesungguhnya mudah-mudahan bisa melepaskan kita dari gemerlapnya dunia yang fana ini.

posted by Irul Terate at 06.11

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home