Belajar, Ajarkan dan Amalkan
4 Jun 2009
SIKAP SEORANG MUSLIM
Mencintai Allah dan RasulNya di Atas yang Lainnya
Seorang Muslim wajib mencintai Allah dan RasulNya lebih daripada yang lain termasuk bapak, anak, istri, saudara, kekayaan.
Katakanlah: “Jika bapak-bapak , anak-anak , saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” (QS At Taubah: 24)
Allah telah memberikan kita hidup, tubuh, air, udara, jagad raya sehingga kita bisa hidup seperti sekarang ini. Tak dapat kita menghitung nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita.
“Dan Dia telah memberikan kepadamu keperluanmu dan segala apa yang kamu mohon kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” [Ibrahim:34]
Oleh karena itu sepatutnya kita mencintai Allah dan RasulNya lebih dari yang lain.
Jika kita mencintai Allah, niscaya kita selalu bahagia karena Allah selalu bersama kita. Sebaliknya jika kita mencintai yang lain, maka kita akan sedih dan bahkan frustrasi jika yang kita cintai itu meninggalkan kita. Tak jarang kita mendengar orang jadi gila atau bunuh diri karena kekayaannya lenyap atau putus cinta dengan pacarnya.
Ikhlas Untuk Allah Ta’ala
Setiap shalat kita membaca Doa Iftitah yang artinya: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, hanya untuk Allah semesta alam.”
Kita hidup bukan untuk mencari ketenangan atau pun kesenangan di dunia. Tapi untuk mengabdi kepada Allah yang telah memberikan segalanya bagi kita, meski nanti kita bisa merasakan pahitnya cobaan itu.
Tak jarang dalam mengabdi kepada Allah seperti amar ma’ruf nahi munkar dan melakukan syiar Islam Nabi mendapat tentangan yang hebat. Dari dilempari tahi unta, diejek, dikucilkan, hingga hendak dibunuh semua telah dialami oleh Nabi.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” [Al Baqarah:214]
Tapi keimanan yang kuat membuat Rasul dan orang-orang yang beriman tetap sabar dan tabah dalam menghadapi hidup. Semua dilakukan untuk Allah. Bukan pamer/riya agar dilihat orang. Bukan pula Sum’ah agar didengar orang.
Contoh lucu bagi orang yang berbuat baik tapi tidak ikhlas demi Allah adalah Caleg yang menyumbang TV ke masyarakat dan ada juga yang menyumbang karpet ke ibu-ibu pengajian. Namun begitu mereka kalah dan tidak terpilih, segera mereka ambil lagi TV dan Karpet itu sehingga mendapat protes dari warga yang telah menerimanya.
Sikap ikhlas untuk Allah semata dalam beribadah dan berbuat kebaikan akan membuat jiwa kita tenang dan mendapat kenikmatan surga di akhirat nanti:
“Hai jiwa yang tenang
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku.” [Al Fajr:27-30]
Sabar Menghadapi Cobaan
Seorang Muslim senantiasa bersabar terhadap cobaan yang mereka terima.
“Dan sesungguhnya telah didustakan pula rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka…” [Al An’aam:34]
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun “ [Al Baqarah:155-156]
Orang yang beriman menjadikan sabar dan shalat kepada Allah sebagai penolong mereka:
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” [Al Baqarah:153]
Orang yang tidak sabar hanya akan merasakan kemarahan, keputus-asaan, dan kesedihan. Belum lagi azab dari Allah yang azabnya begitu pedih.
Selalu Bersyukur kepada Allah
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. “ [An Nahl:78]
Kita juga harus senantiasa bersyukur atas segala nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita seperti pendengaran, penglihatan, hati, dan juga pengetahuan.
Luqman seorang yang diberi Allah kebijaksanaan menasehati anaknya untuk senantiasa bersyukur kepada Allah.
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” [Luqman:12]
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” [Ibrahim:7]
Sebagai tanda syukur kita kepada Allah SWT banyak yang bisa kerjakan mulai dari mengerjakan perintahnya hingga menjauhi larangannya. Dengan sering beribadah kepada Allah, shalat, puasa, zakat, dan bersedekah kepada fakir miskin dan menyantuni anak yatim itu merupakan satu bentuk syukur kepada Allah.
Bertawakal dan Berserah Diri Kepada Allah
Ummat Islam selain harus berikhtiar dan berdoa juga harus bertawakkal dan berserah diri kepada Allah:
“Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri.” [Ibrahim:12]
Kita harus yakin bahwa apa pun hasilnya, itulah yang terbaik bagi kita.
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” [Al Baqarah:216]
Kadang yang kita benci boleh jadi sebetulnya amat baik bagi kita. Begitu pula sebaliknya. Allah Maha Tahu. Allah tahu yang terbaik bagi kita karena Dia adalah Pencipta Segalanya. Sementara manusia adalah makhluk yang tidak mengetahui meski sering sok tahu. Kita harus sadar bahwa Allah yang menciptakan Alam Semesta itu Maha Tahu. Sementara manusia yang tidak mampu menciptakan seekor lalat pun adalah makhluk yang tidak mengetahui kecuali secuil ilmu yang telah diberikan Allah kepada mereka.
Rendah Hati
Seorang Muslim selalu rendah hati.
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” [Al Furqon:63]
Allah marah pada orang yang sombong dan takabur:
Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa menganggap besar dirinya dan bersikap sombong dalam berjalan, ia akan menemui Allah dalam keadaan amat marah kepadanya.” Riwayat Hakim dan para perawinya dapat dipercaya.
Mengapa Iblis dilaknat Allah? Karena Iblis sombong dan merasa lebih baik dari yang lain:
“Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” [Shaad:76]
Qana’ah dan Sederhana
Meski Allah memerintahkan manusia untuk berusaha dan mencari kurnia Allah, namun Allah memerintahkan manusia untuk tidak menumpuk harta dan bermegah-megahan. Sebaliknya menggunakan hartanya di jalan Allah dengan membayar zakat, sedekah, membantu fakir miskin dan anak yatim serta kerabat.
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” [At Takaatsur:1]
“Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung.” [Ar Ruum:38]
Nabi Muhammad meski merupakan pemimpin negara di mana 2 negara Super Power dunia, Kerajaan Romawi dan Persia, sudah nyaris jatuh ke tangannya, tetap hidup sederhana. Tidak bermewah-mewahan macam para pejabat kita sekarang ini. Kata Siti Aisyah tidak pernah keluarga Nabi makan kenyang selama 3 hari berturut-turut. Umar ra pernah menangis melihat Nabi tinggal di rumah yang nyaris tidak ada perabotan dan tidur di atas pelepah kurma.
Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas). (HR. Al Hakim)
Saat ini kita lihat banyak ummat Islam yang bermewah-mewahan seperti di Dubai orang membangun gedung tertinggi dan hotel yang mewah. Sementara orang-orang kafir dengan mudah menyerbu dan membantai ummat Islam di Palestina, Iraq, Afghanistan, Chechnya, dan sebagainya. Itu karena ummat Islam sekarang kena penyakit Wahn: Cinta Dunia dan Takut Mati:
Rasulullah SAW bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian seperti menyerbu makanan di atas piring. Berkata seseorang: Apakah karena sedikitnya kami waktu itu? Beliau bersabda: Bahkan kalian pada waktu itu banyak sekali, akan tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn. Seseorang bertanya: Wahai Rasulullah, apakah wahn itu? Beliau bersabda: Mencintai dunia dan takut mati”. (Riwayat Abu Dawud no. 4297. Ahmad V/278. Abu Na’im dalam Al-Hilyah)
Itulah beberapa sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap Muslim. Semoga kita semua bisa memilikinya.
3 Jun 2009
TURUT BERDUKA CITA
1 Jun 2009
KREDIBELITAS PEMIMPIN MENURUT RASULULLAH
Kampanye terbuka telah dilaksanakan artinya proses penyakinan kepada rakyat sebagai konstituenpun telah dibuka.Program dan janji-janji ketika terpilih nanti disosialisasikan oleh calon presiden dan partai yang mendukung dibelakangnnya kepada masyakarat.Berbagai slogan yang intinya ingin mensejahterakan masyarakat bertebaran seperti halnya poster – poster caleg yang saat ini sudah ‘memperindah’ wajah-wajah kota.Harapannya hanyalah satu agar masyakarat tertarik dan akhirnya memilih mereka.
Masyarakat sebagai konstituen tetap mau tidak mau haruslah memilih karna bagaimanapun nasib bangsa 5 tahun kedepannya bergantung kepada pilihan kita semua.Dikarnakan yang menginginkan kursi empuk ini terlalu banyak maka kita sebagai pemilih haruslah selektif dalam menentukan calon.Adalah pemimpin yang punya kredibilitas tinggi yang sebenarnya perlu kita pilih.Menurut Rasulullah SAW seorang pemimpin dapat dikatakan kredibel apabila memiliki ciri-ciri :
1.Jujur dan Terpercaya sampai mati.
Kejujuran dan kepercayaan seorang pemimpin perlu kita lihat dari sejak awal sampai akhir.Karna apa bila kita mempunyai pemimpin yang jujur dan terpercaya mudah-mudahan segala janjinya dapat terpenuhi dengan segeranya.
2.Orang yang cakap (Puas dengan hasil kinerjanya)
Ketika seorang pemimpin telah sadar dan menyakini bahwa sesungguhnya ia mengemban amanat rakyat yang sangat besar maka dengan sendirinya dia akan bekerja dengan keihlasan dan kesungguhan hati sehingga hasil yang dicapainya pun akan lebih baik.
3.Berinovasi dan Kreatif
Zaman terus bergerak dan mengalami kemajuan jika kita tidak mempunyai seorang pemimpin yang punya inovasi dan kreasi yang jelas maka kita tidak akan bisa mengikuti zaman tersebut.Oleh karena itu kita butuh pemimpin yang punya inovasi dan kreasi untuk terus bergerak menuntaskan sebuah perubahan kearah yang lebih baik bagi bangsa Indonesia ini tentunya….Amin.