Belajar, Ajarkan dan Amalkan

22 Mei 2009

PEMUDA DALAM PANDANGAN ISLAM

(Sudah diterbitkan di buletin sakinah DPU-DT, 22 Mei 2009)

“Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambahkan petunjuk kepada mereka” (Al-Kahf : 13)

Kebangkitan nasional yang menginjak usia ke 101 tahun 20 Mei kemarin ialah salah satu buah hasil dari semangat dan kegigihan dari pemuda Indonesia. Hasil karyanya (baca, pemuda) Indonesia itu merupakan titik tolak dimulainya sejarah baru dalam perjalanan bangsa kita sebagai sebuah bangsa. Kebangkitan nasional yang diambil dari gerakan pendidikan yang dilakukan oleh kelompok muda terpelajar yang berhimpun dalam organisasi Budi Utomo pada tahun 1908 ini telah berhasil memberikan semangat pada seluruh masyarakat Indonesia akan pentingnya rasa Nasionalisme.

Jika kita berwacana mengenai perubahan yang dilakukan oleh pemuda memang tak kunjung ada habisnya. Dalam sebuh tesis mengatakan bahwa dalam setiap perubahan pemuda ada dibelakangnya. Rentetan sejarah di Indonesia tidak terlepas dari tangan para pemuda. Begitu juga kejayaan – kejayaan Islam pun tidak terlepas dari tangan pemuda. Bahkan Imam Syahid Hasan Al-Banna pernah mengatakan, bahwa sesungguhnya sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadaNya, ikhlas dalam berjuang di jalanNya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini yakni iman, ikhlas, semangat dan amal merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda karna sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda. Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah pemuda adalah pengibar panji-panjinya. Sungguh sesuatu yang luar biasa melekat pada diri pemuda.

PEMUDA DALAM PANDANGAN ISLAM.

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan dan memuliakan para pemuda, Al Qur’an sendiri banyak menceritakan potret mengenai pemuda. Pemuda Ashabul Kahfi yang ditidurkan oleh Allah selama 309 tahun demi menyelamatkan iman, kisah pemuda Ashabul Ukhdud yang menceritakan tentang pemuda yang tegar dalam keimanannya terhadap Allah sehingga para penguasa tersebut menceburkannya kedalam parit yang berisi api yang bergejolak dan masih banyak lagi cerita mengenai pemuda yang dituliskan Allah di dalam kitabNya. Selain itu Qur’an juga banyak mengisahkan perjuangan para nabi dan Rasul yang notabene orang – orang yang terpilih tersebut adalah berasal dari kalangan pemuda. Ibnu abbas ra berkata “ Tak ada seorang nabi pun yang diutus oleh Allah, melainkan ia dipilih dikalangan pemuda saja (yakni 30-40 tahun). Begitu pula tidak ada seorang alim ulama pun yang diberi ilmu, melainkan ia (hanya) di kalangan pemuda. Lalu Ibnu Abbas kemudian membaca Firman Allah SWT, Mereka (yang lain) berkata, “ Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala itu), namanya Ibrahim. (Al Anbiyah : 60)

Ya, nabi Ibrahim. Qur’an menceritakan bahwa Allah memberikan kemampuan berdebat kepada Ibrahim ketika beliau belum dewasa. Sebagaimana firmannya : Dan sungguh, sebelum dia (Musa dan Harun) telah kami berikan kepada Ibrahim petunjuk, dan kami telah mengetahui dia. (Ingatlah), ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “ Patung-patung apakah ini yang kamu tekun menyembahnya? Mereka menjawab, “Kami mendapati nenek moyang kami menyembahnya.” Dia (Ibrahim) berkata, “ Sesungguhnya kamu dan nenek moyang kamu berada dalam kesesatan yang nyata.” Mereka berkata, “ Apakah engkau datang kepada kami membawa kebenaran atau engkau main-main? Dia (Ibrahim) menjawab, “Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan (pemilik) langit dan bumi (dialah) yang telah menciptakannya, dan aku termasuk orang orang yang dapat bersaksi atas itu” (Al Anbiya 51-56)

Selain itu juga junjungan nabi kita Muhammas SAW pun diangkat menjadi Rasul tatkala berumur 40 tahun. Orang-orang yang termasuk dalam assabiquunal awwaluun yaitu orang-orang yang pertama kali beriman kepada Rasulullah SAW adalah para pemuda seperti halnya Abu bakar ra masuk islam pada usia 32 tahun, Umar ra 35 tahun, Ali ra 9 tahun, Utsman ra 30 tahun dll malahan ratusan ribu lagi para pejuang Islam terdiri dari golongan pemuda.

Merekalah yang memperjuangkan islam dengan segala jiwa dan raga. Nah sekarang bagaimana dengan kita yang notabene juga adalah pemuda yang akan mewarisi negri ini? Akankah kita siap menggantikan estafet kepemimpinan sehingga bisa membuat Islam kembali berjaya dan bersinar didunia ini?

Inilah tanggung jawab dan misi yang akan kita emban dipundak kita dari hari ini sampai ajal menjemput kita. Oleh karna itu, bekalilah diri dan gunakanlah masa muda kita dengan sebaik-baiknya untuk mencari bekal demi kemajuan dan kejayaan islam di masa yang akan datang. “Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya) Maju terus pemuda Islam Indonesia !!!

Wallahu a’lam bishawab

posted by Irul Terate at 03.51 1 comments

20 Mei 2009

DPT PILPRES TANGGUNG JAWAB BERSAMA

JANUARI 2009 belumlah terlalu lama, kisah kisruhnya daftar pemilih tetap dalam pemilihan kepala daerah untuk Gubernur Jawa Timur tentunya masihlah melekat di ingatan kita semua. Kinerja dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Jawa Timur pun sewaktu itu sempat dipertanyakan dan di pemilu 9 April lalu kericuhan daftar tetap serupa pun muncul kembali lagi.

Kecarut marutan data dalam pemilu legislatif kemarin menyebabkan Megawati Soekarno Putri (PDI-P), Prabowo Subianto (Partai Gerindra), Wiranto (Partai Hanura), Gus Dur, Yusril Izha Mahendra (PBB), Rizal Ramli, dan beberapa ketua partai peserta pemilu lainya yang tergabung dalam kelompok Tengku Umar mengecam hasil pemilu terkait kisruh DPT. Bahkan mereka mengecam aksi boikot jika pemerintah tidak bertanggung jawab dalam penyelesaian permasalahan daftar pemilih tetap tersebut. Selain itu, di Bandung juga terjadi hal serupa Partai Demokrasi Pembaruan, Hanura dan 19 partai lainnya juga ikut menolak hasil pemilu dengan alasan utama yaitu daftar pemilih.

Kecarut marutan daftar pemilih tetap kemarin memang menyebabkan sebagian caleg maupun partai politik merasa dirugikan. Namun, kisruhnya tersebut tidaklah serta merta kita harus seratus persen menyalahkan komisi sebagai penyelenggara karna bagaimanapun komisi juga mendapatkan data dari Departemen Dalam Negeri (Depdagri). Kondisi ini tentunya berbeda dengan pemilu tahun 2004 lalu karna pada pemilihan 2004 dulu data yang diperoleh ialah dari badan pusat statistik bukan dari Departemen Dalam Negeri..

Selain itu juga daftar pemilih sementara sudah diedarkan sebelumnya untuk dikoreksi secara bersama-sama oleh masyarakat dan partai politik. Berarti komisi salah, parpol salah dan masyarakat pun ikut salah juga karna tidak mau mengkoreksi daftar pemilih sementara (DPS) yang sudah diedarkan oleh komisi. Untuk itu menurut hemat penulis agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan serupa seperti pada pemilu kemarin, pada pilpres mendatang ini komisi secepatnya dan seakurat mungkin memverifikasi daftar-daftar atau data-data pemilih kemudian mengedarkannya ke kelurahan-kelurahan, setelah itu kita sebagai masyarakat yang sudah memenuhi persyaratan dalam memilih harus mau repot datang kekelurahan untuk dapat melihat dan mengkoreksi data, apakah kita terdaftar atau tidak. Jika tidak maka kita harus ikut aktif untuk segera melapor agar daftar dapat sesegera mungkin diperbaiki oleh komisi sehingga masalah-masalah yang terjadi di pemilu 9 April dan Pilkada Jawa Timur tidak terulang lagi di pilpres mendatang. Semoga!

posted by Irul Terate at 02.29 0 comments

19 Mei 2009

DARAH MUDA DI KEBANGKITAN NASIONAL

(Sudah diterbitkan di lampung post edisi 19 Mei 2009)

Ortega G Yasset pernah mengatakan bahwa pemuda adalah the agent of change. Di pundak pemudalah semuanya tersemi. Hal ini memang beralasan, lihat saja perubahan di setiap Negara pasti di belakangnya ada darah muda yang selalu gigih berjuang demi perubahan di negaranya tersebut. Hal ini juga terjadi di Negara kita Indonesia. Dari tahun 1908, 1928, 1945, 1966 dan 1998 ketika reformasi terjadi adalah rentetan sejarah di Indonesia yang tidak terlepas dari tangan para pemuda. Bahkan jauh sejak Negara kita belum berbentuk Republik pun selalu ada sosok –sosok muda yang mempengaruhi pergolakan zaman. Sebut saja Hayam Wuruk yang menyebabkan Indonesia disegani oleh bangsa-bangsa dari belahan dunia menduduki Majapahit pada usia 16 tahun.

Kiprah kepemimpinan kaum muda memang telah diakui. Terbentuknya organisasi bernama Budi Utomo yang diprakarsai oleh Soetomo, Goenawan Mangoenkosoemo pun hasil dari pemuda Indonesia.

Lahirnya organisasi ini bukanlah dalam ruang yang kosong. Organisasi ini lahir melainkan hasil dialektis antara mimpi dan harapan yang ingin dibangun serta didorong oleh semangat rasa nasionalisme. Sehingga tak ayal, di setiap tanggal 20 Mei adalah hari yang diperingati sebagai hari kebangkitan nasional.

Kebangkitan nasional adalah hari yang bisa digunakan untuk merefleksi diri guna memicu dan memacu semangat nasionalisme bangsa yang belakangan ini semakin terkikis. Dan kini, hari tersebut sudah memasuki usia yang ke 101 tahun. Usia yang sebenarnya sudah lebih dari matang untuk bangkit dari segala keterpurukan.

Kebangkitan nasional tahun ini mungkin lebih bersejarah bila kita bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Karna apa, ditahun ini terjadi dua pesta demokrasi. Pemilihan anggota legislatif untuk duduk di tingkat pusat, daerah dan perwakilan daerah dan juga pemilihan presiden pada 8 Juli mendatang.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa ada tiga pasang calon yang siap bertarung dalam memperebutkan posisi RI-1 di pilpres mendatang yakni JK-Wiranto (Lebih cepat dan lebih baik), Mega-Prabowo (Mega pro rakyat) dan sosok incuembent Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono yang keberadaannya semula sempat ditolak oleh partai-partai pendukung SBY karna dipresentasikan tidak mewakili keterwakilan umat didalamnya.

Dari salah satu pasang calon inilah nantinya akan tersemai harapan-harapan baru bagi rakyat Indonesia akan adanya kebangkitan nasional di setiap sektor atau bidang untuk terus memperbaiki diri dan tentunya perubahan tidak akan datang dari langit tetapi harus dilakukan. Ia harus muncul atas inisiatif kelompok yang menginginkan perubahan maka kita sebagai agen perubahan kita pun harus tetap ikut berjuang untuk memperbaiki negri ini sesuai dengan kemampuan kita masing-masing dari sekarang sampai di masa yang akan datang karna bagaimanapun juga kemajuan dan kehancuran bangsa ini terletak di tangan para pemudanya oleh karna itu bergeraklah terus untuk menuntaskan sebuah perubahan wahai pemuda Indonesia.

posted by Irul Terate at 23.05 0 comments